Larantuka Kota Maria

larantuka kota maria, kota reinha


Konon, saat itu seorang anak laki-laki bernama Resiona menemukan patung berwujud perempuan saat mencari siput di Pantai Larantuka.

Resiona mengaku, kala itu dia melihat perempuan cantik dan, ketika ditanya nama serta dari mana datangnya, perempuan tersebut hanya menunduk lalu menulis tiga kata yang tak dipahami Resiona di pasir pantai. Setelah itu, ketika mengangkat mukanya, rupa wanita itu berubah menjadi patung kayu.

Ketiga kata yang ditulis itu lalu dibuatkan pagar batu agar tidak terhapus air laut, sedangkan patung setinggi tiga meter tersebut langsung diarak keliling kampung, memasuki korke, rumah-rumah pemujaan milik setiap suku di sana.

Kendati waktu itu masyarakat setempat belum mengenal patung tersebut, kepala kampung Lewonama, Larantuka, memerintahkan agar patung disimpan di korke. Patung kemudian dihormati sebagai benda keramat. Penduduk memberi sesaji setiap perayaan panen.

Masyarakat sekitar Larantuka menyebut patung itu sebagai Tuan Ma. Secara harfiah, Tuan Ma berarti tuan dan mama. Masyarakat Lamaholot menyebutnya, Rera Wulan Tanah Ekan, Dewa Langit dan Dewi Bumi.

Menurut Raja Larantuka Don Andreas Martinho DVG, sekitar tahun 1510 itu masyarakat Larantuka sudah melakukan devosi kepada Tuan Ma setiap Februari, sebagai syukur atas hasil panen dan tangkapan dari laut. Devosi merupakan kegiatan di luar liturgi gereja, praktik-praktik rohani yang merupakan ekspresi konkret keinginan melayani dan menyembah Tuhan melalui obyek-obyek tertentu.

Ketika padri dari Ordo Dominikan datang ke kampung itu lalu diminta membaca tiga kata yang ”diabadikan” itu, terbaca: Reinha Rosario Maria

Ketika melihat patungnya, padri itu terharu dan berkata bahwa itulah Reinha Rosari yang dikenal juga sebagai patung Mater Dolorosa atau Bunda Kedukaan atau Mater Misericordia.

Sekitar tahun 1561, penyebaran agama Katolik oleh Portugis dimulai di Pulau Solor, yang kemudian dikenal misi Solor dengan menetapnya tiga misionaris, yaitu Pater Antonio da Cruz OP, Simao das Chagas OP, dan Bruder Alexio OP, di sana.

Tahun 1617, misionaris Portugis Pastor Manuel de Kagas berhasil memberi masukan pemahaman kepada raja-raja Larantuka. Dia menjelaskan, ”Tuan Ma yang disembah itu sebenarnya bernama Bunda Maria. Dia yang memiliki putra yang disebut Yesus Kristus. Yesus ini sebagai penebus dosa dan pembawa keselamatan”.

Sejak itulah orang Larantuka yakin apa yang mereka sembah selama itu ternyata diakui secara universal.

Tahun 1650, Raja I Larantuka Ola Adobala dibaptis dan menyerahkan Kerajaan Larantuka kepada Bunda Maria. Setelah itu, putranya, Raja Don Gaspar I, pada 1665 mulai mengarak patung Maria keliling Larantuka. Dalam perkembangannya, Raja Don Lorenzo I bersumpah kepada Maria atau Tuan Ma dengan memberi gelar tertinggi kepada Maria sebagai raja orang Larantuka.

Oleh karena itu, Larantuka disebut sebagai Kota Reinha (bahasa Portugis) atau Kota Ratu, Kota Maria. Tuan Ma kemudian diyakini sebagai Bunda Maria milik orang Larantuka. Devosi kepada Maria menjadi sentral hidup keluarga dan masyarakat Larantuka. Per Mariam ad Jesum, melalui Maria kita sampai kepada Yesus.

Proses inkulturasi pun terjadi antara kepercayaan masyarakat lokal, ajaran gereja, dan tradisi yang dibawa Portugis.

Hingga saat ini Prosesi pengarakan patung Bunda Maria masih di lakukan, dan sudah berlangsung hingga 500 abad, Prosesi ini di sebut SEMANA SANTA

Dibawah ini sedikit penjelasan tentang SEMANA SANTA

Masa paska adalah Masa di mana Umat Katolik mengenang Kisah sengsarah yesus

Rangkaian perayaan Paskah di Larantuka dimulai dari Rabu TREWA, Pada hari Kamis PUTIH. Perayaan berpusat di Kapela TUAN MA (Lohayong) Dan Kapela TUAN ANA (Pohonsirih).

TUAN ANA sebutan untuk Yesus Kristus, sedangkan TUAN MA sebutan untuk Maria, ibunda Yesus Dalam, bahasa Nagi (bahasa Melayu Larantuka). Di kedua Kapela dilakukan Upacara MUDA TUAN: Pengurus Kapela membuka Pintu sehingga Umat diperkenankan berkunjung.


Di Kapela TUAN MA tersimpan patung Bunda Maria setinggi dua meter, sedangkan di Kapela TUAN ANA tersimpan sebuah peti berisikan patung Yesus. Tak sembarang orang yang boleh melihat patung hanya CONFRERIA yang sudah di angkat sumpah serta beberapa suku tertentu dan pihak kerajaan yang dapat melihat isi dari Peti maupun di balik jubah Maria


Umat ​​Dan peziarah Wajib membuka alas kaki, berjalan dengan lutut, Tangan terlipat di dadadi depan patung Dan peti, Umat bersujud Dan mencium bagian kesemek Dan Sisi Bawah peti TUAN ANA.

Adapun Ibu-Ibu ( MAMA MUJI ) melantunkan lagu-lagu Pujian dan doa Dalam, bahasa Portugis


Kamis PUTIH

Umat ​​Masih diberi kesempatan untuk berziarah di kedua Kapela. Umat ​​datang Dari berbagai Kawasan di Tanah Air, bahkan mancanegara, berdatangan Ke Larantuka untuk mengikuti prosesi SEMANA SANTA, esok harinya.


Jumat AGUNG ATAU Jumat BESAR

Hari puasa Dan Pantang Wajib Umat Katolik.
Inilah Puncak devosi Peninggalan para paderi Portugal Abad Ke-16 Yang disebut SEMANA SANTA.

Warga Larantuka sibuk mempersiapkan Armida atau stasi atau Perhentian JALAN Salib. Warga JUGA membuat pagar bambu (Turo) di Sisi Kiri Dan Kanan jalan, klien untuk membuka posisi prosesi berlangsung. Di Atas turo ITU dipasang lilin Yang Akan menyala Sepanjang Malam.

SEMANA SANTA Bukan merupakan  DEVOSI untuk memperingati sengsara yesus kristus wafat Tetapi Janji Keselamatan Alla, Dimana patung bunda maria dan yesus kristus Akan di arak mengelilingi Larantuka

Sekitar pukul 13.00 Umat sudah memadati Pantai Kelurahan Pohon Sirih. Menunggu kedatangan iring-iringan Kapal Yang membawa Salib bahasa Dari Kapela TUAN Menino (Yesus Kanak-Kanak). TUAN Menino disemayamkan di Kapel Kota Rowindo, Pinggir Larantuka. Salib TUAN Menino diarak melalui Selat Gonsalus ANTARA Pulau Flores Pulau Adonara


Usungan TUAN ANA Dan TUAN MA diangkat oleh LAKADEMU,
LAKADEMU melakukan JALAN KURE, yaitu mengelilingi jalan yang akan di lalui dalam prosesi ini menandakan prosesi akan segerah di mulai dan mengajak semua umat agar segerah ke gereja

Di setiap perhentian seorang Wanita Maju Ke altar menunjukkan gulungan Lukisan Wajah Yesus, simbol Veronika mengusap Wajah Yesus Yang Illustrasi Perjalanan Ke Golgota.

Prosesi di mulai dari Katedral dan berakhirpun di Katedral, Perlahan-Lahan prosesi  keluar bahasa Dari digunakan Katedral. Urut-urutannya: Barisan genderang perkabungan, panji CONFRERIA, Anak-anak Yang membawa Alat-Alat sengsara Yesus, biarawati, para biarawan, pendamping, LAKADEMU Yang memanggul peti TUAN ANA. Kemudian para promesa, Umat, Dan peziarah.

Ribuan Umat mengikuti prosesi Sambil memegang lilin yang menyala. SEMENTARA ITU, kota Larantuka menjadi Lautan Cahaya lilin Yang memancar di Sepanjang prosesi route print rute cetak.

Kalau JALAN Salib Biasa dikenal 14 stasi (Perhentian), Upacara SEMANA SANTA Larantuka Mengenal Delapan Armida. Adapun Delapan Armida (stasi) :

1. Armida Misericordiae: mengingatkan manusia Akan kedatangan Yesus Kristus
2. Armida TUAN Menino: pemenuhan Janji Allah terhadap manusia.
3. Armida BALELA: meneladani Yesus Yang menghibur manusia , karya dan teladan yesus
4. Armida TUAN TREWA: Yesus rela berkorban demi manusia.
5. Armida Pante KEBIS: kesertaan Bunda Maria untuk Bersatu Dalam, penderitaan Yesus.
6. Armida Pohon SIRIH: mengingatkan Umat Akan hukuman mati Yang diderita Yesus.
7. Armida KUCE: mengingatkan kematian Yesus di kayu Salib.
8. Armida TUAN ANA: Yesus diturunkan bahasa Dari kayu Salib Lalu dimakamkan
Larantuka Kota Maria Larantuka Kota Maria Reviewed by jmw on Thursday, September 05, 2013 Rating: 5

No comments:

Sopan Santun Anda Sangat Kami Hargai

" Aquila non capit muscas "

Powered by Blogger.