OASE KEHIDUPAN : 10 Juli 2015
“Bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang berkata-kata dalam kamu.” ( Mat 10: 16-23 ) Dalam urusan kemasyarakatan, kita mengenal juru bicara. Sang juru bicara membutuhkan waktu untuk mendengarkan. Tanpa itu, ia bukan juru bicara. Ia mewartakan dirinya sendiri, berbicara menurut keinginannya dan nafsunya sendiri. Ia bukan mewartakan kebenaran dari seorang pribadi olehnya ia menjadi juru bicaranya. Para murid mesti menyadari diri sebagai utusan Allah ke tengah dunia. Sebagai utusan Allah, mereka adalah juru bicara Allah.
Mereka mesti memberi waktu khusus untuk mendengarkan Tuhan. Dalam mendengarkan, Allah mengubah, menguduskan seluruh diri mereka. Allah kemudian berdiam di dalam diri mereka. Mereka menjadi juru bicara Allah yang berani. Ada waktunya di mana Allah akan berbicara lantang kepada dunia melalui mereka. Saat dimana orang menggiring mereka ke muka penguasa-penguasa dunia, saat dimana ada kebencian dan balas dendam. Itulah kesempatan penuh rahmat untuk bersaksi.
Di tengah kesibukan, seorang utusan perlu memberi waktu khusus untuk retret, rekoleksi, berdoa dan mendengarkan Tuhan. Ia mesti mencontoh Maria yang bersimpu di kaki Tuhan dan mendengarkan Dia. “Hanya satu yang perlu, Maria telah memilih bagian terbaik yang tidak akan diambil dari padanya” ( Luk 10:42 ) Sejauhmana anda dan keluargamu menghargai waktu khusus seperti retret, rekoleksi untuk berdoa, membaca dan mendengarkan sabda-Nya? Sejauhmana saat penuh rahmat itu menjadi pengalaman rohani dimana Allah mengurapi, menguduskan anda dan keluargamu menjadi semakin pantas dan berani bersaksi lantang di tengah dunia? Selamat pagi. Tuhan memberkati harimu.***(Antonius Prakum Keraf)
OASE KEHIDUPAN : 10 Juli 2015
Reviewed by jmw
on
Thursday, July 09, 2015
Rating:
No comments:
Sopan Santun Anda Sangat Kami Hargai
" Aquila non capit muscas "