OASE KEHIDUPAN: 19 Juli 2015
“Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belaskasihan kepada mereka...” ( Mrk 6: 30 – 34 ) Kita mesti jujur menilai cara kita melihat. Kita bisa saja melihat seseorang dari sudut pandang tertentu. Secara ekonomis, apakah ia membawa keuntungan dalam usaha kita. Dari segi waktu, apakah dia menyita waktu kita untuk urusan yang lebih ekonomis produktip.
Jika kita memiliki orientasi tertentu, misalnya orientasi hasil dalam cara pandang kita terhadap seseorang, kita dapat membiarkan peristiwa itu berlalu tanpa makna. Setiap peristiwa membawa pesan tertentu. Pesan itu bisa berupa undangan untuk menghadirkan belaskasih Allah tanpa batas.
Yesus memiliki cara melihat tersendiri. Ia melihat dengan hati-Nya, merasakan setiap peristiwa dengan perasaan cintakasih tanpa batas. Ia tahu apa yang sangat kita butuhkan. Ia tidak memandang kita dengan ukuran-ukuran tertentu sebagaimana manusia umumnya. Dengan demikian, Ia menjadi sungguh lepas bebas dalam mencintai kita. Dalam semangat ini, ia mudah menangkap setiap kebutuhan manusia dan tergerak untuk membantu.
Jika kita ingin melihat seperti Yesus, kita mesti melepaskan diri dari segala macam ukuran. Hanya dengan itu semua orang tanpa kecuali menjadi saudara kita. Betapa bahagianya hidup rukum sebagai saudara dalam semangat belaskasih Tuhan. Sejauh mana cara pandangan Yesus yang menembus batas itu memurnikan cara pandang anda dan keluargamu? Sejauhmana anda dan keluargamu mengalami indahnya hidup rukun bersaudara dalam semangat belaskasih Yesus? Selamat pagi. Tuhan memberkati***(Antonius Prakum Keraf)
OASE KEHIDUPAN: 19 Juli 2015
Reviewed by jmw
on
Saturday, July 18, 2015
Rating:
No comments:
Sopan Santun Anda Sangat Kami Hargai
" Aquila non capit muscas "