Para uskup mengakui tidak berbuat cukup banyak mengatasi narkoba di Filipina
DPM - Konferensi Waligereja Filipina mengakui bahwa pihaknya tidak berbuat cukup banyak dalam mengatasi perdagangan narkotika di negara itu.
“Dengan rendah hati kami harus mengakui bahwa kami tidak berbuat cukup banyak untuk menentang narkotika,” kata para uskup dalam pernyataan yang dikeluarkan di akhir pertemuan tahunan mereka, 13 Juli.
Perdagangan dan penggunaan narkoba di antara sejumlah isu yang dibahas oleh para uskup tersebut.
Dalam surat gembala berjudul “Addiction, Freedom and Disciples,” para uskup mendesak umat Katolik untuk “bersatu memerangi ancaman dan kejahatan sosial ini”.
Uskup Agung Socrates Villegas, ketua presidium Konferensi Waligereja Filipina, mengatakan “kejahatan perdagangan narkoba” menjadi isu utama setelah pekerja migran Filipina Mary Jane Veloso dihukum mati di Indonesia terkait perdagangan narkoba.
Pemerintah Indonesia di menit-menit terakhir membantalkan hukuman mati terhadap Mary Jane pada Mei lalu sehingga ia bisa memberikan kesaksian terhadap seseorang yang ia sebut membohongi dia untuk membawa narkoba ke Indonesia.
Para uskup menyerukan setiap keuskupan dan paroki “memperkuat dan memberdayakan kaum muda mereka. “Keuskupan dan paroki lebih ” kreatif, pro-aktif dan menanggapi ”kebutuhan orang muda”.
“Orang tua hendaknya mendengarkan orang muda dan menjadi familiar, sabar, dan mengikuti ‘norma-norma,” kata para uskup dalam surat gembala mereka.
Mereka mengatakan Gereja hendaknya memiliki “kepekaan rohani dan jasmani”, dan menjadikan tempat berlindung bagi kaum muda “dimana kegelisahan mereka dapat diatasi dan rasa ingin tahu mereka dikurangi melalui interaksi yang produktif dengan teman sebaya mereka”.
Para uskup juga menyerukan penegak hukum untuk mencegah perdagangan narkotika dan menjamin bahwa obat terlarang yang mereka sita tidak beredar lagi di jalan-jalan.
Sehari setelah para uskup mengeluarkan surat tersebut, Presiden Benigno Aquino memerintahkan Biro Penegakan Narkotika Filipina untuk mengadakan kampanye secara intensif menentang perdagangan narkotika di negeri itu dan prioritas pada keselamatan orang muda.
Tahun 2014, 181 anak di bawah umur berhasil diselamatkan dalam 161 operasi anti-narkotika dan 114 sarang narkoba terbongkar. Ini adalah sebuah peningkatan 37 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sebanyak 17.619 orang terlibat dalam kasus narkotika, dan ditahan di berbagai penjara di seluruh negeri itu selama tahun 2014.
Para pejabat anti-narkotika menyatakan bahwa akibat letak geografis, Filipina menjadi rute perdagangan vital bagi jaringan narkotika internasional.(ucanews)
Para uskup mengakui tidak berbuat cukup banyak mengatasi narkoba di Filipina
Reviewed by jmw
on
Saturday, July 18, 2015
Rating:
No comments:
Sopan Santun Anda Sangat Kami Hargai
" Aquila non capit muscas "