Oase Kehidupan, Minggu: 4 Oktober 2015
|Kej 2:18-24|Mz 128:1-6|Ibr 2:9-11|Mrk 10:2-16|St. Fransiskus Asisi| ”Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia” PADA jari tangan suami istri tersemat sebuah cincin perkawinan.
Di saat memasukan cincin perkawinan itu ke jari pasangan, mereka saling mengatakan, “Terimalah cincin ini sebagai lambang cinta dan kesetiaanku kepadamu. Demi nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus” Kalimat terakhir itu menujukkan, Allah sendiri menghendaki agar suami istri menjaga kesatuan dan keharmonisan perkawinan atau hidup berkeluarga.
Tidak ada cara lain untuk memperjuangkan kesatuan dan keharmonisan itu selain kesetiaan, ketekunan. Situasi terkini dari kehidupan perkawinan dengan persentasi tertinggi yaitu lemahnya tatakelolah ekonomi rumah tangga (90 – 95 %). Tatakelolah ekonomi yang baik juga merupakan wujud dari kesetiaan suami istri.
Mereka akan berbahagia, akan sejahtra menikmati hasil jerih payahnya (Mz 128:1-6) Istri akan menjadi seperti pohon anggur dan anak-anak seperti tunas zaitun di sekeliling meja perjamuan keluarga. Suami istri yang setia menjadi berkat bagi mereka satu sama lain dan bagi anak dan sanak keluarga. Setia adalah intisari sakramen perkawinan.
Sejauhmana kesetiaan itu menjadi nyata dalam seluruh kehidupan suami istri membangun keluarga yang utuh dan harmonis? Tuhan memberkati.*** (RD Antonius Prakum Keraf,Pr Pastor Paroki Pukaone-Adonara Keuskupan Larantuka)
Oase Kehidupan, Minggu: 4 Oktober 2015
Reviewed by jmw
on
Saturday, October 03, 2015
Rating:
No comments:
Sopan Santun Anda Sangat Kami Hargai
" Aquila non capit muscas "